"Operasi baru-baru ini meletakkan dasar ilmiah dan eksperimental yang kuat untuk menjalankan reaktor fusi," kata pemimpin eksperimen Gong Xianzu, dikutip dari Live Science.
Penghasil energi
Para ilmuwan telah mencoba memanfaatkan kekuatan fusi nuklir selama lebih dari 70 tahun.
Baca Juga:
Baznas RI Siapkan 100 Rumah Modular untuk Masyarakat Tedampak Banjir di Sumatera Utara
Dengan menggabungkan atom hidrogen untuk membuat helium di bawah tekanan dan suhu yang sangat tinggi, ini mampu mengubah materi menjadi cahaya dan panas.
Nantinya diharapkan Matahari buatan itu akan menghasilkan energi dalam jumlah besar tanpa menghasilkan gas rumah kaca atau limbah radiaoktif tahan lama.
Akan tetapi, mereplikasi kondisi yang ditemukan di dalam inti bintang bukanlah tugas yang mudah.
Baca Juga:
Rutan Sidikalang Gelar Kegiatan Menyapa WBP dan Cek Kamar Hunian
Desain yang paling umum untuk reaktor fusi, tokamak, bekerja dengan memanaskan plasma sebelum menjebaknya di dalam ruang reaktor dengan medan magnet yang kuat.
Namun, menjaga gulungan plasma yang bergolak dan super panas di tempatnya cukup lama untuk terjadinya fusi nuklir merupakan proses yang melelahkan.
Ilmuwan Soviet Natan Yavlinsky merancang Tokamak pertama pada tahun 1958.